Setelah kita mengulas step nomor 1 cara mengarahkan cita-cita anak, selanjutnya step nomor 2
Cara Mengarahkan Cita-Cita Anak Agar Sukses Besar Part I
#2 : Spesifikasikan Cita-Cita si Kecil
Mom : “Rehan pas besar nanti ingin jadi apa?”
Rehan : “Ingin jadi…dokter.”
Mom : “Dokter yang bagaimana?”
Rehan : “Maksudnya?”
Mom : “Rehan ingin jadi dokter yang :
a) Selalu tersenyum pada pasien, baik pasien yang kaya maupun yang tidak, atau
b) Hafal Al-Qur’an dan menasihati pasien dengan ayat-ayat Al-Qur’an, atau lainnya?"
Rehan : “Dokter yang…itu tadi…selalu tersenyum.”
***
Kenapa perlu dispesifikasikan?
Supaya jadi dokter yang luar biasa. Yang beda dari dokter lainnya. Yang istimewa.
Bukan dokter yang biasa-biasa saja.
Contoh 2 :
Mom : “Tita pas besar nanti ingin jadi apa?”
Tita : “Ingin jadi…guru.”
Mom : “Guru yang bagaimana?”
Tita : “Maksudnya?”
Mom : “Tita ingin jadi guru yang :
a) Hafal kisah-kisah nabi dan selalu menceritakan kisah-kisah nabi setelah mengajar, atau
b) Suka memotivasi murid-muridnya, atau yang terserah bagaimana?"
Tita : “Guru yang hafal kisah-kisah nabi.”
Baca juga :
7 Susunan Acara Walimatussafar yang Harus Anda Persiapkan
***
Lanjut ke step nomor 3
#3 : Ajak Si Kecil Menggambar Cita-Citanya
Izinkan saya menceritakan suatu kisah nyata berkaitan dengan efek menggambar cita-cita.
Salah satu guru saya, sebut saja Ustadz Adi, suatu hari sedang membangun rumah. Beliau telah merancang desain rumahnya seperti rumah modern yang minimalis.
Selang beberapa bulan, rumah beliau pun jadi.
“Kok kayak joglo sih?” kata Ustadz Adi terheran-heran melihat rumah barunya.
“Iya, ya. Padahal kan kita rancang rumahnya modern,” jawab istri Ustadz Adi.
“Ya sudah. Tetap kita tempati saja rumahnya,” putus Ustadz Adi.
Singkat cerita, beberapa pekan kemudian…
“Wah, album lama, nih,” kata Ustadz Adi ketika menemukan sebuah album berdebu di dalam lemari. “Nostalgia, ah.” Ustadz Adi pun membuka-buka album yang tidak tersentuh bertahun-tahun itu.
Terkejutlah Ustadz Adi. Ketika membuka lembar demi lembar album, beliau menemukan satu gambar.
“Eh, inikan gambar rumah joglo. Yang aku gambar 5 tahun yang lalu,” heran Ustadz Adi. Gambar rumah joglo itu sangat mirip dengan rumahnya yang sekarang.
Teringatlah Ustadz Adi, bahwa dulu ia pernah bercita-cita punya rumah joglo.
Sadarlah beliau, kenapa hasil pembangunan rumahnya adalah rumah joglo, padahal rumah tersebut sudah direncanakan bergaya modern minimalis. Ternyata karena beliau telah lebih dulu mengajukan proposal pada Allah SWT agar diberi rumah joglo.
Baca juga :
Cobalah Souvenir Makanan Ini Untuk Souvenir Haji Anda
Dari kisah di atas, apa yang bisa Bunda tangkap mengenai manfaat menggambar cita-cita?
Menggambar cita-cita bisa menjadi wujud proposal si Kecil pada Allah SWT. Apalagi jika diiringi dengan si Kecil berdoa agar Allah SWT mewujudkan cita-citanya.
Tahukah Bunda bahwa doa anak kecil itu mustajab?
Tidak percaya? Ini buktinya.
Dikisahkan bahwa suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab sedang berjalan di Kota Madinah bersama para sahabat. Beliau bertemu seorang anak kecil. Dihampirilah anak itu.
Khalifah Umar membungkuk untuk menyamai tinggi badan si anak dan berkata dengan lembut, “Nak, berdoalah pada Allah Yang Maha Pengasih agar merahmati kita semua.”
Para sahabat menjadi heran. Salah satunya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana Anda meminta seorang anak kecil untuk berdoa pada Allah? Padahal Anda adalah salah satu dari 10 orang yang telah diberitakan Nabi SAW sebagai penghuni surga.”
Khalifah Umar menjawab, “Aku memintanya berdoa justru karena ia masih anak-anak (kecil), karena catatan Allah belum berlaku atasnya, dan karena itu doanya dikabulkan. Sedangkan kita yang telah dewasa, catatan Allah telah berlaku atas kita.”
Kisah tersebut memberi kita hikmah bahwa doa anak kecil boleh jadi yang paling dikabulkan Allah SWT. Itu karena hati anak kecil masih murni dan catatan amalnya belum terdapat dosa.
Baca juga :
5 Snack Ini Akan Manjakan Tamu-Tamu Undangan Anda
Ada satu kisah lagi yang tak kalah menginspirasi terkait menggambar cita-cita. Baca kisah kedua berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar